KONSERVASI ARSITEKTUR KAWASAN KOTA TUA JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
Kota
Tua awalnya bermula dengan Jakarta yang masih berupa sebuah dermaga kecil di
muara Kali Ciliwung sekitar abad ke-16. Meski begitu, sebenarnya sejarah
Jakarta sudah dimulai jauh sebelumnya karena Jakarta dan area sekitarnya merupakan
tempat pemukiman warga selama berabad-abad tepatnya sejak abad ke-4 sebelum
masehi. Catatan sejarah yang paling awal ditemukan di Jakarta juga merupakan
prasasti paling tua dalam sejarah Indonesia. Area pantainya juga diakui sebagai
dermaga, dan dijadikan pemukiman umat Hindu pada abad itu sebagai bagian dari
kerajaan India Tarumanegara. Prasasti Tugu yang ditemukan di daerah Tugu
Jakarta Utara juga mengonfirmasi bahwa daerah yang kini merupakan bagian dari
Jakarta modern dulunya adalah tempat pemukiman warga.
Gambar 1.1. Kawasan
Kota Tua Jakarta
Sumber:
http://4.bp.blogspot.com/-Kumpulan+Sejarah-Sejarah+Asal-Usul+Kota+Jakarta.jpg
Tahun
1526, Fatahillah, dikirim oleh Kesultanan Demak, menyerang pelabuhan Sunda
Kelapa di kerajaan Hindu Pajajaran, kemudian dinamai Jayakarta. Kota ini hanya
seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Tahun
1619, VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando Jan Pieterszoon Coen. Satu
tahun kemudian, VOC membangun kota baru bernama Batavia untuk menghormati
Batavieren, leluhur bangsa Belanda. Kota ini terpusat di sekitar tepi timur
Sungai Ciliwung, saat ini Lapangan Fatahillah.
Penduduk
Batavia disebut "Batavianen", kemudian dikenal sebagai suku
"Betawi", terdiri dari etnis kreol yang merupakan keturunan dari
berbagai etnis yang menghuni Batavia.
Tahun
1635, kota ini meluas hingga tepi barat Sungai Ciliwung, di reruntuhan bekas
Jayakarta. Kota ini dirancang dengan gaya Belanda Eropa lengkap dengan benteng
(Kasteel Batavia), dinding kota, dan kanal. Kota ini diatur dalam beberapa blok
yang dipisahkan oleh kanal. Kota Batavia selesai dibangun tahun 1650. Batavia
kemudian menjadi kantor pusat VOC di Hindia Timur. Kanal-kanal diisi karena
munculnya wabah tropis di dalam dinding kota karena sanitasi buruk. Kota ini
mulai meluas ke selatan setelah epidemi tahun 1835 dan 1870 mendorong banyak
orang keluar dari kota sempit itu menuju wilayah Weltevreden (sekarang daerah
di sekitar Lapangan Merdeka). Batavia kemudian menjadi pusat administratif
Hindia Timur Belanda. Tahun 1942, selama pendudukan Jepang, Batavia berganti
nama menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai
sekarang.
Jakarta
akhirnya mulai berkembang dengan selesainya pendudukan Jepang, dan pada tahun
1972, Gubernur Jakarta pada masa itu yang bernama Ali Sadikin mengeluarkan
perintah untuk secara resmi menjadikan daerah Kota Tua sebagai situs warisan
sejarah Indonesia, agar paling tidak bisa melindungi bangunan yang tersisa di
sana. Beberapa saat belakangan ini juga mulai aktif lagi beberapa badan sosial
yang berencana merevitalisasi daerah-daerah Kota Tua, sehingga dapat menjadi
daerah sejarah yang baik.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Menurut
Sidharta dan Budihardjo (1989), konservasi merupakan suatu upaya untuk
melestarikan bangunan atau lingkungan, mengatur penggunaan serta arah
perkembangannya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa mendatang sedemikian
rupa sehingga makna kulturalnya akan dapat tetap terpelihara.
Menurut
Danisworo (1991), konservasi merupakan upaya memelihara suatu tempat berupa
lahan, kawasan, gedung maupun kelompok gedung termasuk lingkungannya. Di
samping itu, tempat yang dikonservasi akan menampilkan makna dari sisi sejarah,
budaya, tradisi, keindahan, sosial, ekonomi, fungsional, iklim maupun fisik
(Danisworo, 1992). Dari aspek proses disain perkotaan (Shirvani, 1985),
konservasi harus memproteksi keberadaan lingkungan dan ruang kota yang
merupakan tempat bangunan atau kawasan bersejarah dan juga aktivitasnya.
Konservasi
dengan demikian sebenarnya merupakan pula upaya preservasi namun dengan tetap
memanfaatkan kegunaan dari suatu tempat untuk menampung/memberi wadah bagi
kegiatan yang sama seperti kegiatan asalnya atau bagi kegiatan yang sama sekali
baru sehingga dapat membiayai sendiri kelangsungan eksistensinya. Dengan kata
lain konservasi suatu tempat merupakan suatu proses daur ulang dari sumber daya
tempat tersebut.
Kegiatan
konservasi antara lain bisa berbentuk (a) preservasi, (b) restorasi, (c)
replikasi, (d) rekonstruksi, (e) revitalisasi dan/atau penggunaan untuk fungsi
baru suatu aset masa lalu, (f) rehabilitasi. Aktivitas tersebut tergantung
dengan kondisi, persoalan, dan kemungkinan yang dapat dikembangkan dalam upaya
pemeliharaan lebih lanjut. Masyarakat awam sering keliru bahwa pelestarian
bangunan bersejarah diarahkan menjadi ded monument (monumen statis) tetapi
sebenarnya bisa dikembangkan menjadi life monument yang bermanfaat fungsional
bagi generasi masa sekarang.
Konservasi
yang akan digunakan pada kawasan Kota Tua Jakarta adalah konsep preservasi dan
rekonstruksi, konsep preservasi yaitu mempertahankan bahan dan tempat dalam
kondisi eksisting dan memperlambat pelapukan, bagian dari perawatan dan
pemeliharaan yang intinya adalah mempertahankan keadaan sekarang dari bangunan
dan lingkungan agar keandalan fungsinya terjaga baik (Ref. UNESCO.PP. 36/2005).
Dan konsep rekonstruksi adalah mengembalikan sebuah tempat pada keadaan semula
sebagaimana yang diketahui dengan menggunakan bahan lama maupun bahan baru, membangun
kembali dan memperbaiki seakurat mungkin bangunan dan lingkungan yang hancur
akibat bencana alam, bencana lainnya, rusak akibat terbengkalai atau keharusan
pindah lokasi karena salah satu sebab yang darurat, dengan menggunakan bahan
yang tersisa atau terselamatkan dengan penambahan bahan bangunan baru dan menjadikan
bangunan tersebut layak fungsi dan memenuhi persyaratan teknis. (Ref.
UNESCO.PP. 36/2005).
Konsep
preservasi dan rekonstruksi pada kawasan Kota Tua Jakarta ialah mengembalikan
sebuah tempat pada keadaan semula dan membangun kembali bangunan Kota Tua yang rusak/hancur
dengan menggunakan bahan lama dan bahan baru pada bangunan tersebut dan
menjadikan bangunan tersebut layak fungsi, dan melakukan perawatan dan
pemeliharaan keadaan kondisi eksisting agar keandalan fungsi bangunan terjaga
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Jakarta
http://www.portalsejarah.com/sejarah-berdirinya-kota-jakarta-kota-tua.html
https://finifio.wordpress.com/2016/06/04/apa-itu-konservasi-arsitektur/
http://kakaadid.blogspot.co.id/2011/04/konservasi-arsitektur.html
Komentar
Posting Komentar